Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling. Bimbingan (Guidance) mengandung berbagai makna. Menurut Shertzer dan Stone (1976,1981), bimbingan merupakan suatu proses untuk membantu individu agar memahami dirinya dan dunianya. Sedangkan, Winkel (2006) mendefinisikan bimbingan sebagai (1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman, dan informasi tentang dirinya sendiri; (2) suatu cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan segala kesempatan yang dimiliki secara efektif dan efisien untuk perkembangan pribadinya; (3) sejenis pelayanan kepada individu-individu, agar dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan di dalam lingkungan dimana mereka hidup; (4) suatu proses memberikan bantuan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkunga; memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan lingkungan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa pada prinsipnya bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman dirinya dengan lingkunga, memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Konseling (counseling) merupakan serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu klien/konseli secara tatap muka, dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.
Beberapa bidang permasalahan yang memerlukan bimbingan di sekolah dan perguruan tinggi, yaitu:
Hasil diskusi:
Bimbingan di sekolah lebih mengacu kepada masalah-masalah yang dihadapi siswa, baik itu masalah dalam hal proses pembelajaran maupun dalam hal pertemanan.
Sedangkan, bimbingan di luar sekolah berfokus kepada masalah-masalah yang lebih umum dimana yang membutuhkan bimbingan tersebut adalah masyarakat, misalnya bimbingan mengenai bahaya penggunaan narkoba, bahaya melakukan seks bebas, dimana bimbingan tersebut diperuntukkan bagi remaja.
Beberapa bidang permasalahan yang memerlukan bimbingan di sekolah dan perguruan tinggi, yaitu:
- Belajar, misalnya kurangnya motivasi belajar, cara belajar yang tidak tepat, taraf prestasi belajar yang kurang mantap, dan sebagainya.
- Keluarga, misalnya suasana dirumah kurang memuaskan, interaksi antara seluruh anggota keluarga kurang akrab, kurangnya perhatian orangtua terhadap belajar siswa di sekolah, dan sebagainya.
- Pengisian waktu luang, misalnya tidak memiliki hobi, tidak mengetahui cara mengisi waktu luang dengan kegiatan bermanfaat, dan sebagainya.
- Pergaulan dengan teman sebaya, misalnya sukar menghindari pengaruh jelek dari teman-teman tertentu, bermusuhan dengan teman tertentu, dan sebagainya.
- Pergulatan dalam diri sendiri, misalnya adanya perasaan minder, rasa gelisah dan prihatin terhadap masa depan, kebingungan mengenai nilai-nilai moral yang harus berlaku di zaman ini, dan sebagainya.
- Bidang administrasi dan supervisi , berfungsi untuk mengarahkan semua kegiatan sekolah supaya tujuan institusional dapat dicapai dengan seefisien mungkin, dan mencakup segala usaha untuk mendayagunakan semua sumber, baik personil maupun material, yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
- Bidang pengajaran, berfungsi untuk membekali siswa dengan pemahaman dan pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan yang dirancang dalam kurikulum pengajaran, baik melalui kegiatan kurikuler maupun kokurikuler. Bidang ini termasuk bidang inti di sekolah karena pendidikan sekolah terutama dilaksanakan lewat bidang pengajaran.
- Bidang pembinaan siswa, berfungsi untuk memberikan pelayanan kepada siswa dalam hal-hal yang tidak ditangani dalam rangka program pengajaran, namun diperlukan siswa untuk membulatkan pendidikan yang mereka terima selama waktu bersekolah atau untuk menjamin kesejahteraan siswa dalam unsur kesehatan jasmani, mental, dan perkembangan kehidupan rohani.
Hasil diskusi:
Bimbingan di sekolah lebih mengacu kepada masalah-masalah yang dihadapi siswa, baik itu masalah dalam hal proses pembelajaran maupun dalam hal pertemanan.
Sedangkan, bimbingan di luar sekolah berfokus kepada masalah-masalah yang lebih umum dimana yang membutuhkan bimbingan tersebut adalah masyarakat, misalnya bimbingan mengenai bahaya penggunaan narkoba, bahaya melakukan seks bebas, dimana bimbingan tersebut diperuntukkan bagi remaja.